Terdapat
beragam cara untuk memberikan layanan
bagi-pakai file kepada komputer lain dalam sebuah jaringan komputer. Menurut Tanenbaum (2004), cara
yang umum ditemui adalah metode clientserver, dimana sebuah komputer yang telah
dirancang dan disiapkan secara khusus
untuk menjadi pemberi layanan kepada komputer lain (server) terhubung dengan komputer-komputer
lain (client) dalam jaringan computer yang memerlukan layanan sumberdaya dari komputer
pemberi layanan. Server tidak akan pernah meminta layanan
kepada client, dan client tidak akan memberikan layanan kepada server atau client lain. Metode
konektivitas seperti ini
memerlukan penyiapan bandwidth yang
sangat besar pada sisi server, selain
kemampuan memberikan layanan terus-menerus kepada banyak client sekaligus dalam jaringan. Metode ini
diilustrasikan pada Gambar 1, dimana sebuah server melayani
beberapa client sekaligus.
Metode yang lain adalah peer-to-peer, dimana tidak satupun
komputer bertindak sebagai server saja
atau client saja. Setiap
komputer dalam jaringan akan memiliki tingkatan yang sama dalam hal berbagi-pakai
sumberdaya. Pada suatu saat komputer dapat bertindak sebagai pemberi layanan
kepada komputer lain dalam jaringan, tetapi pada saat lain komputer tersebut
akan meminta layanan dari komputer lain dalam jaringan. Karena semuanya
dianggap sama, semua komputer dalam jaringan kemudian disebut dengan peer. Metode konektivitas ini
diilustrasikan dalam Gambar 2, dimana beberapa peer saling terhubung dan dapat saling bertukar
sumberdaya apapun antar sesamanya.
Kedua
jenis metode konektivitas di atas pada dasarnya memiliki masalah yang serupa,
yaitu kemungkinan terjadinya bottleneck
pada medium komunikasi saat sebuah komputer terhubung secara
terus-menerus dengan komputer lain saat melakukan transfer data berupa file
yang berukuran besar, belum lagi masalah yang terjadi apabila ada banyak
komputer sekaligus menginginkan layanan dari hanya satu komputer saja.
Masalah
yang mengarah kepada inefisiensi dalam utilisasi jaringan ini terlihat semakin
jelas saat jaringan semakin banyak memiliki komputer, dan jaringan tersebut
dipenuhi oleh banyak permintaan sumberdaya dari satu komputer ke komputer
lainnya. Perlambatan koneksi akan semakin terasa, dan pada akhirnya akan
menyulut beragam masalah baru dalam jaringan tersebut. Sebenarnya masih
terdapat pilihan metode selain client-server
dan P2P. Metode lain tersebut adalah dengan menggunakan konektivitas thin-client (TC), metode yang berada
di tengah CS dan dumb terminal.
Tetapi bila dicermati lebih mendalam, TC sama sekali tidak cocok untuk
berbagi-pakai sumberdaya file dari satu komputer ke komputer lain, karena TC
sebenarnya ditujukan untuk berbagi-pakai sumberdaya komputasi dari server kepada semua client lain.
Alternatif
yang merupakan modifikasi dari metode konektivitas P2P adalah metode yang
disebut dengan BitTorrent (BT). BT merupakan sebuah metode konektivitas yang
sedikit berbeda dibandingkan kedua metode terdahulu, karena BT menggunakan
prinsip P2P terdistribusi (Anonymous2, 2005). Distribusi tidak hanya pada
sumberdaya file, tetapi juga pada pengendalian koneksi. BT memiliki perbedaan
yang mendasar dibandingkan P2P biasa maupun P2P terkoordinasi. P2P biasa maupun
P2P terkoordinasi menggunakan prinsip bahwa sebuah file dapat tersimpan di
beberapa komputer sekaligus sehingga file dapat diambil tidak hanya dari satu
komputer saja. P2P terkoordinasi yang memerlukan perangkat lunak khusus memang
dapat mengatasi masalah pencarian lokasi file yang dibagi-pakai karena
perangkat lunak client pada
setiap komputer saling memberitahukan file apa saja yang dapat disalin kepada
komputer lain. Meskipun terjadi redundansi file yang dapat mengurangi beban
sebuah komputer sebagai penyedia file, setiap komputer tetap harus membawa
salinan lengkap file tersebut, dan komputer lain yang menginginkan file
tersebut harus terus-menerus terhubung dengan satu komputer pembawa file sampai
keseluruhan file diambil. Hal ini jelas masih menyisakan masalah pada
penggunaan bandwidth jaringan
yang digunakan, apalagi bila tedapat lebih dari satu komputer yang menginginkan
sebuah file berukuran besar dari sebuah komputer sumber yang sama.
Pada metode BT seperti, sebuah computer yang
memiliki salinan file lengkap dapat memberitahukannya kepada computer lain
lewat sebuah situs web, yaitu dengan mempublikasikan sebuah file berisi informasi
tentang file yang akan dibagi kepada pengguna jaringan yang lain. Komputer lain
kemudian mengambil file informasi tersebut (bukan file yang sebenarnya),
kemudian meletakkannya di perangkat lunak client BT di komputernya. Setelah file informasi tersebut
dibuka, client BT akan mencari lokasi
tempat salinan file lengkap tersebut, kemudian mulai mengambil potongan-potongan
file sambil memberitahukan bahwa ia telah memiliki potongan file tersebut
kepada sebuah komputer dalam jaringan yang dikhususkan hanya untuk mencatat
informasi potongan file dan lokasi potongan tersebut. Komputer-komputer lain
yang menginginkan file tersebut juga melakukan hal yang sama, dan masing-masing
dapat mengambil potongan file yang berbeda-beda.
Setiap komputer lain yang datang
berikutnya akan diberitahu lokasi potongan-potongan file tersebut, dan komputer
yang bersangkutan dapat mengambil potongan-potongan dari berbagai sumber secara
acak dan tidak memaksakan koneksi terus-menerus ke satu komputer saja. Dengan
demikian, semakin banyak komputer yang berpartisipasi dalam pembagian file
tersebut, akan membuat potongan file yang beragam dapat semakin tersebar,
sehingga sumber pengambilan file menjadi semakin banyak. Dengan kata lain,
semakin banyak komputer yang bergabung, maka proses pengambilan file akan
menjadi semakin cepat. Hal ini jelas merupakan kebalikan dari semua metode yang
lain.
Ketika rasio potongan file yang disebarkan
telah mencapai 100% (seluruh bagian file telah tersebar dalam jaringan), maka
komputer yang menjadi sumber salinan file lengkap dapat menarik diri dari
jaringan, atau tetap berada dalam jaringan untuk membantu proses distribusi
file kepada komputer yang menginginkan. Oleh karena itu komputer sumber tidak
harus terus menerus terhubung ke jaringan kecuali bila belum seluruh potongan
file terambil. Gambar 3 mengilustrasikan metode konektivitas BT ini secara
garis besar. Tidak seperti metode CS, karena menggunakan prinsip P2P, maka BT
tidak memerlukan komputer server khusus
dengan kemampuan tinggi apalagi bandwidth
yang sangat lebar untuk menjaga agar download tidak melambat saat banyak komputer terkoneksi untuk
mengambil file berukuran besar dari komputer tersebut (Anonymous1, 2005).
Komputer pertama sumber salinan file lengkap (origin) dapat menjadi penyedia file (seeder) kepada banyak computer lain (peer) tanpa merasa terlalu terbebani karena hanya terhubung
dalam interval koneksi pendek setiap kali peer lain mengambil potongan file dari computer tersebut.
Potongan file yang tersebar dan komputer yang membawanya akan dicatat oleh
komputer khusus (tracker) yang
juga tidak akan terlalu terbebani karena hanya terhubung untuk mencatat
informasi saja. Beberapa perangkat lunak client
BT juga dapat difungsikan sekaligus sebagai tracker. Informasi dasar tentang file yang akan dibagi-pakai
diletakkan dalam suatu file informasi khusus (torrent), dari file inilah semua komputer lain dapat memulai
sesi pengambilan file yang sebenarnya. File torrent dapat diletakkan pada sembarang situs Web agar mudah
diambil oleh siapapun yang memerlukan.
Penggunaan BT dapat mengurangi waktu
pengambilan file oleh banyak komputer sekaligus, sehingga selain menghemat
waktu tentu saja lebih menghemat penggunaan jalur komunikasi yang digunakan
jaringan computer lokal. BT juga dapat dikonfigurasikan agar tidak memberatkan
kinerja aplikasi lain dalam jaringan yang juga membutuhkan jalur komunikasi,
dengan dampak penurunan kinerja BT tetapi dengan mempertahankan kinerja jalur
komunikasi secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena BT bersifat
fleksibel, utilisasi jalur komunikasi oleh BT dapat diatur dengan cukup mudah
langsung dari program client BT
tersebut, dengan berbagai pilihan optimalisasi yang cukup detail pula.
Saat banyak komputer menginginkan untuk
mengambil file yang sama dalam satu saat. Kenyataan dalam penggunaan jaringan
komputer sehari-hari menunjukkan begitu beragamnya file dan aplikasi yang
memanfaatkan jaringan, sehingga mungkin diperlukan penyesuaian manakala BT akan
digunakan sebagai salah satu cara untuk mendistribusikan banyak file dalam suatu
jaringan lokal.
1 komentar:
Iyah, sama-sama. Semoga bermanfaat :D
Posting Komentar