Minggu, 13 Januari 2013

Metode Sharing Sumberdaya Local Area Network (LAN) Kampus.




Terdapat beragam cara untuk memberikan layanan bagi-pakai file kepada komputer lain dalam sebuah jaringan komputer. Menurut Tanenbaum (2004), cara yang umum ditemui adalah metode clientserver, dimana sebuah komputer yang telah dirancang dan disiapkan secara khusus untuk menjadi pemberi layanan kepada komputer lain (server) terhubung dengan komputer-komputer lain (client) dalam jaringan computer yang memerlukan layanan sumberdaya dari komputer pemberi layanan. Server tidak akan pernah meminta layanan kepada client, dan client tidak akan memberikan layanan kepada server atau client lain. Metode konektivitas seperti ini memerlukan penyiapan bandwidth yang sangat besar pada sisi server, selain kemampuan memberikan layanan terus-menerus kepada banyak client sekaligus dalam jaringan. Metode ini diilustrasikan pada Gambar 1, dimana sebuah server melayani beberapa client sekaligus.




Metode yang lain adalah peer-to-peer, dimana tidak satupun komputer bertindak sebagai server saja atau client saja. Setiap komputer dalam jaringan akan memiliki tingkatan yang sama dalam hal berbagi-pakai sumberdaya. Pada suatu saat komputer dapat bertindak sebagai pemberi layanan kepada komputer lain dalam jaringan, tetapi pada saat lain komputer tersebut akan meminta layanan dari komputer lain dalam jaringan. Karena semuanya dianggap sama, semua komputer dalam jaringan kemudian disebut dengan peer. Metode konektivitas ini diilustrasikan dalam Gambar 2, dimana beberapa peer saling terhubung dan dapat saling bertukar sumberdaya apapun antar sesamanya.

Kedua jenis metode konektivitas di atas pada dasarnya memiliki masalah yang serupa, yaitu kemungkinan terjadinya bottleneck pada medium komunikasi saat sebuah komputer terhubung secara terus-menerus dengan komputer lain saat melakukan transfer data berupa file yang berukuran besar, belum lagi masalah yang terjadi apabila ada banyak komputer sekaligus menginginkan layanan dari hanya satu komputer saja.

Masalah yang mengarah kepada inefisiensi dalam utilisasi jaringan ini terlihat semakin jelas saat jaringan semakin banyak memiliki komputer, dan jaringan tersebut dipenuhi oleh banyak permintaan sumberdaya dari satu komputer ke komputer lainnya. Perlambatan koneksi akan semakin terasa, dan pada akhirnya akan menyulut beragam masalah baru dalam jaringan tersebut. Sebenarnya masih terdapat pilihan metode selain client-server dan P2P. Metode lain tersebut adalah dengan menggunakan konektivitas thin-client (TC), metode yang berada di tengah CS dan dumb terminal. Tetapi bila dicermati lebih mendalam, TC sama sekali tidak cocok untuk berbagi-pakai sumberdaya file dari satu komputer ke komputer lain, karena TC sebenarnya ditujukan untuk berbagi-pakai sumberdaya komputasi dari server kepada semua client lain.

Alternatif yang merupakan modifikasi dari metode konektivitas P2P adalah metode yang disebut dengan BitTorrent (BT). BT merupakan sebuah metode konektivitas yang sedikit berbeda dibandingkan kedua metode terdahulu, karena BT menggunakan prinsip P2P terdistribusi (Anonymous2, 2005). Distribusi tidak hanya pada sumberdaya file, tetapi juga pada pengendalian koneksi. BT memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan P2P biasa maupun P2P terkoordinasi. P2P biasa maupun P2P terkoordinasi menggunakan prinsip bahwa sebuah file dapat tersimpan di beberapa komputer sekaligus sehingga file dapat diambil tidak hanya dari satu komputer saja. P2P terkoordinasi yang memerlukan perangkat lunak khusus memang dapat mengatasi masalah pencarian lokasi file yang dibagi-pakai karena perangkat lunak client pada setiap komputer saling memberitahukan file apa saja yang dapat disalin kepada komputer lain. Meskipun terjadi redundansi file yang dapat mengurangi beban sebuah komputer sebagai penyedia file, setiap komputer tetap harus membawa salinan lengkap file tersebut, dan komputer lain yang menginginkan file tersebut harus terus-menerus terhubung dengan satu komputer pembawa file sampai keseluruhan file diambil. Hal ini jelas masih menyisakan masalah pada penggunaan bandwidth jaringan yang digunakan, apalagi bila tedapat lebih dari satu komputer yang menginginkan sebuah file berukuran besar dari sebuah komputer sumber yang sama.

Pada metode BT seperti, sebuah computer yang memiliki salinan file lengkap dapat memberitahukannya kepada computer lain lewat sebuah situs web, yaitu dengan mempublikasikan sebuah file berisi informasi tentang file yang akan dibagi kepada pengguna jaringan yang lain. Komputer lain kemudian mengambil file informasi tersebut (bukan file yang sebenarnya), kemudian meletakkannya di perangkat lunak client BT di komputernya. Setelah file informasi tersebut dibuka, client BT akan mencari lokasi tempat salinan file lengkap tersebut, kemudian mulai mengambil potongan-potongan file sambil memberitahukan bahwa ia telah memiliki potongan file tersebut kepada sebuah komputer dalam jaringan yang dikhususkan hanya untuk mencatat informasi potongan file dan lokasi potongan tersebut. Komputer-komputer lain yang menginginkan file tersebut juga melakukan hal yang sama, dan masing-masing dapat mengambil potongan file yang berbeda-beda.

Setiap komputer lain yang datang berikutnya akan diberitahu lokasi potongan-potongan file tersebut, dan komputer yang bersangkutan dapat mengambil potongan-potongan dari berbagai sumber secara acak dan tidak memaksakan koneksi terus-menerus ke satu komputer saja. Dengan demikian, semakin banyak komputer yang berpartisipasi dalam pembagian file tersebut, akan membuat potongan file yang beragam dapat semakin tersebar, sehingga sumber pengambilan file menjadi semakin banyak. Dengan kata lain, semakin banyak komputer yang bergabung, maka proses pengambilan file akan menjadi semakin cepat. Hal ini jelas merupakan kebalikan dari semua metode yang lain.

Ketika rasio potongan file yang disebarkan telah mencapai 100% (seluruh bagian file telah tersebar dalam jaringan), maka komputer yang menjadi sumber salinan file lengkap dapat menarik diri dari jaringan, atau tetap berada dalam jaringan untuk membantu proses distribusi file kepada komputer yang menginginkan. Oleh karena itu komputer sumber tidak harus terus menerus terhubung ke jaringan kecuali bila belum seluruh potongan file terambil. Gambar 3 mengilustrasikan metode konektivitas BT ini secara garis besar. Tidak seperti metode CS, karena menggunakan prinsip P2P, maka BT tidak memerlukan komputer server khusus dengan kemampuan tinggi apalagi bandwidth yang sangat lebar untuk menjaga agar download tidak melambat saat banyak komputer terkoneksi untuk mengambil file berukuran besar dari komputer tersebut (Anonymous1, 2005). Komputer pertama sumber salinan file lengkap (origin) dapat menjadi penyedia file (seeder) kepada banyak computer lain (peer) tanpa merasa terlalu terbebani karena hanya terhubung dalam interval koneksi pendek setiap kali peer lain mengambil potongan file dari computer tersebut. Potongan file yang tersebar dan komputer yang membawanya akan dicatat oleh komputer khusus (tracker) yang juga tidak akan terlalu terbebani karena hanya terhubung untuk mencatat informasi saja. Beberapa perangkat lunak client BT juga dapat difungsikan sekaligus sebagai tracker. Informasi dasar tentang file yang akan dibagi-pakai diletakkan dalam suatu file informasi khusus (torrent), dari file inilah semua komputer lain dapat memulai sesi pengambilan file yang sebenarnya. File torrent dapat diletakkan pada sembarang situs Web agar mudah diambil oleh siapapun yang memerlukan.

Penggunaan BT dapat mengurangi waktu pengambilan file oleh banyak komputer sekaligus, sehingga selain menghemat waktu tentu saja lebih menghemat penggunaan jalur komunikasi yang digunakan jaringan computer lokal. BT juga dapat dikonfigurasikan agar tidak memberatkan kinerja aplikasi lain dalam jaringan yang juga membutuhkan jalur komunikasi, dengan dampak penurunan kinerja BT tetapi dengan mempertahankan kinerja jalur komunikasi secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena BT bersifat fleksibel, utilisasi jalur komunikasi oleh BT dapat diatur dengan cukup mudah langsung dari program client BT tersebut, dengan berbagai pilihan optimalisasi yang cukup detail pula.

Saat banyak komputer menginginkan untuk mengambil file yang sama dalam satu saat. Kenyataan dalam penggunaan jaringan komputer sehari-hari menunjukkan begitu beragamnya file dan aplikasi yang memanfaatkan jaringan, sehingga mungkin diperlukan penyesuaian manakala BT akan digunakan sebagai salah satu cara untuk mendistribusikan banyak file dalam suatu jaringan lokal.








1 komentar:

Unknown mengatakan...

Iyah, sama-sama. Semoga bermanfaat :D

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons